Kamis, 20 November 2014

Beruntung

Beruntung
Melihat matamu ,, membuatku terlena
Melihat senyummu ,, membuatku terbuai
Melihat kebaikanmu ,, membuatku terpana
Dan merasakan kasih sayangmu ,, membuatku merasa sangat nyaman
          Oh Tuhan . . . . .
          Kau ciptakan sesosok malaikat dalam dirinya
          Yang membuatku ingin terus bersamanya
          Dekatkanlah dia selalu padaku
          Jangan Kau biarkan aku hidup tanpa kasih sayang darinya . . .
Terimakasih Tuhan . . .
Kau mempertemukan aku dengannya
Yang dapat menghiasi hari-hariku
Jangan Kau pisahkan aku dengan dirinya ,,,,,,

Jadikanlah dia pendamping hidupku tuk selamanya . . . . 

Berharap

Berharap
Langkah kaki terasa berat
Melangkah tak tentu arah
Mendayung-dayung rasa ini
Tergeletak lemas tubuh ini
          Sadarkah kau ku terus berharap
          Berharap pada dirimu sahabat
          Kau yang selalu menenangkan ku
          Dan kamulah yang mengisi kekosongan disetiap jengkal hariku
Terus berharap dalam hati
Agar kau tak meninggalkan aku
Agar cerita indah persahabatn kita tak pernah tertutup
Tak pernah tertutup dengan kata TAMAT !
          Sahabat ,,,
          Mengertilah ,, aku benar-benar menyayangimu
          Tak ingin kehilangan mu
          Haruskah aku bersujud padamu
          Agar kau tahu ku tak ingin kehilangan mu
Sahabat ,,,,
Badai ini akan menjadi kebahagiaan
Bila kita hadapi bersama
Bila kita bersatu .......
          Tegakah dirimu meninggalkan ku seperti ini ?
          Sejak dulu kita merajut kenangan indah bersama
          Dan dengan cepat semua itu kelam
          Karena kau mulai menjauh dariku
Bila aku bolehmenjerit
Sudah pasti aku akan menjerit sekencang-kencangnya
Bila aku boleh menangis
Sudah pasti aku akan menangis dengan air mata sederas-derasnya
Bila aku bisa membagi nyawaku ,, kebahagiaan ,, dan kenyamanan
Sudah pasti akan ku bagi semua itu kepadamu
          Sahabat ,,,,,,,
          Aku sangat menyayangimu
          Aku benar-benar tak ingin kehilangan mu
          Harus kulakukan apa agar kau tak menjauh dariku ?
Mengertilah sahabat ,,,
Mengertilah ,,,,,
Kita bisa hadapi badai ini bersama
Hingga waktunya tiba ,,

Kita kan tertawa lepas

Kau Tak Terganti

Kau Tak Terganti
Angin berhembus perlahan
Menyapu bersih dedaunan
Menghilangkan debu yang tertimbun
Desahnya memecah keheningan
          Duduk terpaku melihat kenyataan
          Bersandar lemah pada kayu lapuk
          Tertunduk lesu hingga esok harri
          Terus menangis dalam kesendirian
Sahabat . . . . . .
Tak pernah ku lupa setiap detik bersamamu
Canda tawa sebagai penyemangat hidupku
Duka cita sebagai penghias disetiap jengkal pertemuan kita
          Dari awal kita rangkai indah persahabatan ini
          Hingga saatnya tiba , kau menghindar dari ku
          Tak taukah kau ,, betapa beratnya hati ini menghaapinya
          Betapa terpukul pilunya hati ini
Dari sang fajar belum menjemput
Kau dan aku sudah bersama
Melalui hari demi hari bersama-sama
Hingga ketika senja datang
Kau dan aku dalam pelukan hangat
          Betapa hancurnya hati ini melihat kau telah pergi
          Detik-detik perpisahan sekolah tiba
          Kau sudah meninggalkan ku
          Ku akui ku selalu egois ,, namun aku menyayangimu
Kini hanya tinggalah kenangan indah bersamamu
Pilu menyayat relung hati ku
Bila itu mau mu ,, ku terima dengan mencoba ikhlas sahabat
Namun percayalah , ku tak bisa membecimu
Ku menyayangimu . . . . .
Kini dan selamanya kau tak akan pernah tergantikan
Kau tetaplah menjadi BEST FRIEND FOREVERKU ...
          Bila ku dewasa nanti
          Ku ceritakan indah persahabatan kita pada anak turun ku
          Dan akan membuat contoh pada mereka
Tentang indahnya persahabatan kita
Dan kau sahabat yang tak dapat tergantikan

You the best sobat . . . . . . . 

Tertawa

                                               Tertawa
Udara lepas menerka wajah ku
Perlahan-lahan ku tersenyum
Menikmati segarnya udara hari ini
Hamparan pemandangan begitu indah

                 Ku buka lembaran-lembaran buku
                 Ku tulis isi hati ku di situ
                 Merasa sangat lucu mengingat semuanya
                 Dengan perlahan bibir ku tersenyum simpul

Apa masalah mereka ?
Mengurusi urusan orang lain
Tak seharusnya mencampuri begitu
Tersenyum dan tersenyum , walau terkadang ku mengepal kan tangan

Diam Saja

                                                     DIAM SAJA
Senja mulai menghilang
Ku di sini sendiri
Menanti hadirnya cinta yang entah ke mana
Diam menanti keringnya air mata ini

              Burung terlihat menari-menari di angkasa
            Ku terpejam , hening dalam kesendirian
            Menangis dalam duka
            Sendiri dalam kesendirian

Kasih kemarilah . . . . . .
Aku menunggu selalu hadirnya dirimu
Tak akan rela ku lepas dikau
Karena aku sangat menyayangi mu

           

Rabu, 16 April 2014

Selamat Jalan Sobat

Kenangan Terakhir
Matahari pagi yang cerah menyelimuti Kota Banjarmasin, aroma tanah yang basah sangat mudah dikenali semua orang tak terkecuali Fatimah , setitik embun pagi di dedaunan membuat hati Fartimah semakin terasa damai. Di temani secangkir teh, Fatimah pun membaca bukunya yang baru saja Ia beli.
Ketika sedang asyik membaca bukunya , telepon rumahnya berdering. ”Kring,,,,,kring…..” suara telepon rumah Fatimah terdengar sangat nyaring.”Halo,Assalamu’alaikum?”ucap Fatimah ketika mengangkat gagang teleponnya.”Wa’alaikumsalam, bisa bicara dengan Fatimah?”jawab seseorang di ujung sana.”Iya, saya Fatimah.Dengan siapa ini?”jawab Fatimah dengan lembut.”Fat, ini aku Zainab.”jawab teman Fatimah yang bernama Zainab.”Oh… Kamu Nab, ada apa?”Tanya Fatimah.” Besok orang tua kamu sudah ada di rumah belum?”Tanya Zainab.”Belum Nab, ada apa?”Tanya Fatimah dengan penasaran. Memang Fatimah sering ditinggal kan kedua orang tuanya yang sedang bekerja , jika kedua orang tuanya sedang tugas ke luar kota tinggalah Fatimah di rumahnya sendirian.Karena Fatimah anak tuggal, jadi Ia sering merasakan kesepian. Upz,,…Kita lanjut ke perbincangan Fatimah dan Zainab.”Besok aku jemput kamu ya, saat mau berangkat sekolah”ajak Zainab sambil memberatkan suaranya.”Em….Boleh deh, tapi jangan terlalu pagi ya!”jawab Fatimah memperingatkan.”Oke deh bos….”jawab Zainab sambil tertawa kecil.”Wassalamu’alaikum”lanjut Zainab kemudian.”Wa’alaikumsalam”jawab Fatimah dengan lembut.
Pada malam harinya…. Fatimah sulit sekali untuk memejamkan matanya, hati kecilnya pun terasa gelisah hingga akhirnya Fatimah pun memutuskan untuk mengambil air wudhu dan membaca Al-Qur’an. Belum sempat Fatimah turun dari ranjangnya, handphone Fatimah bergetar ,Ia  langsung membuka handphonenya. Fatimah pun membaca pesan singkar dari Bundanya. ” Assalamu'alaikum, Fatimah…Jaga diri ya, bunda sama Ayah baru akan pulang ke rumah 3bulan lagi. Bunda sudah meminta tolong kepada Bibi Imah agar menjaga kamu sampai Bunda dan Ayah kembali ke rumah. Bunda minta maaf ya Fat, Bunda dan Ayah sayang sekali sama Fatimah. Jangan bersedih yaNak,Wassalamu'alaikum”itulah isi pesan dari Bunda Fatimah yang membuat air mata Fatimah mengalir di pipinya.”Bunda…Fatimah kesepian,Fatimah ingin Bunda dan Ayah selalu berada di samping Fatimah”Ucap Fatimah lirih sambil menggenggam handphonenya. Ia tak peduli jika air matanya terus  membasahi handphonenya. Oh iya…Bibi Imah adalah pembantu di rumah Fatimah, keluarga Fatimah jarang memanggil pembantu dengan sebutan ‘’mbak atau bude’’ mereka lebih suka memanggil dengan sebutan “BIBI” Karena bagi mereka sebutan itu membuat mereka dengan pembantu di rumah mereka menjadi lebih akrab. Karena kelelahan menangis akhirnya Fatimah dapat tertidur dengan pulas.
Keesokan harinya, ayam tetangga Fatimah berkokok sangat keras hingga membuat Fatimah terbangun dari mimpinya.”Masya Allah,, jam setengah 6, aku kesiangan sholat subuh !”ucap Fatimah terkejut ketika melihat jam dindingnya. Fatimah pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan berlari kecil untuk mengambil air wudhu. Setelah usai Ia mengambil air wudhu , segera Fatimah mendirikan sholat subuh. Sholat subuh dua rokaat pun telah usai Fatimah kerjakan, kini Fatimah menyempatkan membaca Al-Qur’an walau hanya sedikit. Setelah selesai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an Fatimah segera bergegas untuk mandi. Sementara Bibi Imah pun menyiapkan sarapan untuk Fatimah, setelah selesai mandi Fatimah pun segera menuju meja makan dan memakan sarapannya.”Makasih ya Bi”ucap Fatimah sambil tersenyum kepada Bibi Imah.”Iya , kembali kasih Non”Jawab Bibi Imah dengan lembut.”Non kalau sudah selesai sarapan Pak.Anto sudah siap mengantar Non Fatimah ke sekolah”lanjut Bibi Imah sambil menunjuk ke luar jendela.”Tak usah Bi, Fatimah sebentar lagi di jemput Zainab Bi, Fatimah akan berangkat ke sekolah bersamanya”jelas Fatimah sambil meneguk segelas susu. Baru saja Fatimah menjelaskan kepada Bibi Imah, suara Zainab mengucapkan salam pun terdengar ke telinga Fatimah dan Bibi Imah. Tanpa di minta Fatimah , Bibi Imah pun langsung mempersilakan Zainab untuk masuk menemui Fatimah.”Silakan masuk Dik Zainab”ucap Bibi Imah mempersilakan dengan ramah.”Oh…Iya Bi, terimakasih”jawab Zainab sambil tersenyum, dan Zainab pun melangkahkan kakinya untuk menemui Fatimah yang sedang berada di meja makan.”Sarapan dulu Nab!”ajak Fatimah ketika melihat Zainab.”Nggak Fat, makasih. Saya sudah sarapan”jawab Zainab sambil malu-malu.”Ya udah ayo kita berangkat!”ujar Fatimah sambil menggendong tas punggungnya. Setelah itu pun Fatimah dan Zainab segera berpamitan kepada Bibi Imah dan Pak Anton.
Sesampainya Fatimah dan Zainab di halaman sekolah mereka, Fatimah pun selalu memperhatikan tulisan di depan pagar sekolah yang bertuliskan ‘’SMP ASYIFA” entah mengapa Fatimah selalu ingin melihat tulisan itu dan tak pernah bosan memandangi tulisan itu. Sebenarnya hanya tulisan biasa saja , tetapi bagi Fatimah itu bukan lah tulisan biasa, karena tulisannya itu mengingatkan Fatimah kepada sesosok manusia yang pernah Ia sayangi karena Ia anggap sebagai "Kakak".

Kita kembali kemasa lalu Fatimah dulu yah……………

          Saat Fatimah duduk di bangku sekolah dasar , Ia dipertemukan dengan sesosok manusia yang bisa mengerti Fatimah. Saat itu Fatimah baru kelas 4. Dan sosok manusia ini adalah seorang guru baru yang bernama Reza. Di SD Fatimah dahulu seorang guru itu dipanggil dengan sebutan ‘’Ustadz” bagi guru laki-laki dan “Ustadzah”bagi guru perempuan. Masih teringat jelas di memori Fatimah bagaimana saat-saat 3 tahun sebelum Fatimah lulus. Pada saat itu Fatimah mengikuti lomba antar kelas yaitu lomba Tahfidz ( hafalan Al-Qur’an ) yang ada di benaknya hanya lah ingin menunjukkan kepada semua guru yang ada di sekolah itu bahwa Ia bisa menjadi yang terbaik diantara  teman-temannya dalam hafalan Al-Qur’an. Karena Ia tak mau dianggap sebagai seorang anak yang nakal dan seorang anak yang bisanya hanya membuat onar saja dan bahkan Ia dibenci hampir semua orang yang ada di sekolah itu. Tapi ternyata harapan itu pun musnah, Ia tak diikutkan dalam lomba ini. Kala itu Fatimah hanya dapat merasakan kesedihan dan Ia hanya bisa berjalan bolak-balik di depan pintu TU ( Tata Usaha ) sambil melihat dari kejauhan teman-temannya yang diperbolehkan mengikuti lomba tahfidz itu. Saat Fatimah berjalan bolak-balik Ia melihat Ustadz Reza yang memperhatikan dirinya, sesekali Ia mencuri pandang dengan Ustadz Reza. Dan entah bagaimana lagi Ustadz Reza ternyata mengajar di kelas Fatimah, Ia mengajar dalam mata pelajaran Tahfidz dan Bahasa Arab. “Ustadz ngajar di kelas ini?”Tanya Fatimah saat melihat Ustadz Reza di tangga depan kelasnya. “Iya”jawab Ustadz Reza singkat sambil tersenyum kepada Fatimah, dan entah mengapa pada saat itu pun Fatimah merasa sangat nyaman ketika berada di dekat Ustadz Reza. Ketika sedang sedih dan bahagia pun Fatimah selalu bercerita dengan Ustadz Reza, sampai-sampai Fatimah juga bercerita jika Ia menyukai seorang cowok. Disetiap curhatan Fatimah, Ustadz Reza pun selalu memberi masukan dan solusi kepada Fatimah, yang membuat hati Fatimah semakin nyaman dan tak ada kegelisahan sedikit pun. Tetapi kedekatan Fatimah terhadap Ustadz Reza ditentang oleh warga sekolah, mereka semua tak menyukai bila Ustadz Reza dan Fatimah selalu bersama. Hingga akhirnya Fatimah benar-benar terpaksa untuk menjauh dari Ustadz Reza karena teman sekelas Fatimah ada yang tak menyukai kedekatan Fatimah dan Ustadz Reza, malah justru dapat dikatakan orang ini merasa iri terhadap Fatimah. Maka dari itu kini Fatimah pun menjauh dan orang inilah yang justru dengan sangat mudahnya dapat selalu berada di samping Ustadz Reza.
        Ketika hujan deras, Fatimah pun hanya dapat menatap langit yang mendung sambil mengingat-ingat masa lalunya bersama Ustadz Reza. Saat itu hati Fatimah terasa sakit dan Ia pun tak dapat lagi membendung lagi air matanya. Memorinya pun masih mengingat masa lalu. Fatimah pun melampiaskan itu semua dengan menuliskan puisi, tangannya seolah terus menulis dengan lancar bagaikan aliran air, sedangkan matanya tak pernah kering untuk meneteskan air mata. Ditemani tumpahan air dari langit dan gelegar petar Fatimah terus menulis, tanpa Ia menghiraukan ketakutannya terhadap petir.
Saat Fatimah mulai terbiasa hidup tanpa ada Ustadz Reza, Fatimah pun terkena kasus yang sangat menguras tenaga dan fikirannya dan membuat Fatimah sangat terpuruk. Fatimah dituduh mencuri kacamata temannya yang bernama Syifa. Pada waktu itu Fatimah pun sedang mengalami menstruasi dan Ia tak biasanya jika haid berada di dalam kelas, pada saat semua orang sedang sholat di aula. Setelah teman-teman Fatimah usai sholat ashar, mereka segera berlarian menuju kelas mereka, dan saat itu Fatimah langsung ditanya teman-temannya tentang keberadaan kaca mata Syifa.”Fat, kamu tau kaca mata Syifa nggak?”Tanya  Tasya sambil mencari kaca mata Syifa.”Aku gak tau tuh, memangnya tadi kamu taruh di mana kaca matanya Syif?”Tanya Fatimah langsung kepada Syifa.”Disini”jawab Syifa sambil menunjuk lacinya. Fatimah pun memeriksa laci Syifa, pada saat ikut mencari Fatimah pun merasa jantungnya berdebar-debar sangat kencang karena Ia mempunya firasat yang buruk tentang ini semua. Benar saja, setelah mencari kaca mata itu , Fatimah pun dipanggil oleh Ustadzahnya. Fatimah pun disidang akan kejadian yang sangat aneh itu. Akhirnya beberapa nama terseret ke dalam kasus ini, ada tiga nama yang terseret di dalam kasus ini, tak terkecuali teman Fatimah yang iri hatinya kepada Fatimah dan Ustadz Reza. Sampai Ustadzah Inah pun pernah berkata kepada Fatimah.”Kamu mau menyelesaikan kasus ini sendiri atau mau saya bantu?”Tanya nya pada Fatimah.”Saya mau dibantu Ustadzah”jawab Fatimah sambil menagis sesenggukan. “Kamu saya kasih waktu 7hari untuk membuktikan jika kamu tidak bersalah”ujar Ustadzah Inah sambil menatap mata Fatimah dengan tajam.”Jika tidak , maka kamu harus menerima apa pun resikonya”lanjut Ustadzah Inah lagi. Tanpa menjawab apa pun Fatimah pun keluar dari ruang kantor, dan Ia segera berlari menuju kelasnya. Sesampainya di dalam kelas, Fatimah pun tidak melihat ada orang satu pun yang berada di dalam kelasnya dan Ia pun segera menutup pintu dan menangis sesenggukan.Di dalam hatinya , Ia lelah jika terus dipanggil terus-menerus seperti ini, ingin rasanya Fatimah memberitahukan kepada Orang tuanya, namun hati Fatimah pun merasa takut jika bercerita, Ia tak tak mau membuat Orang tuanya bersedih dan selalu menghawatirkan Fatimah di sekolah. Di dalam kelas ini Fatimah hanya terus menangis dan selalu membaca istighfar. Saat Fatimah melihat jam, Ia segera menghapus air matanya dan mencuci muka. Agar jika nanti Ia dijemput oleh Ayahnya, Ia tak mau terlihat sedih di depan Orang tuanya, Ia bertekad ingin menyelesaikan masalah nya dengan caranya sendiri.
      Di dalam benaknya Fatimah sangat bingung akan keadaan ini, Ia selalu bertanya-tanya mengapa tiga orang temannya yang lain tak pernah disidang terus menerus seperti dirinya? Itulah pertanyaan Fatimah yang sangat menjanggal di hatinya. Tak terasa waktu 7hari yang diberikan oleh Ustadzahnya kini pun usai, Fatimah dipanggil kembali dan Ustadzahnya pun mengancam“Kalau kamu tidak mengaku, kamu akan dihukum fisik Fat, sekarang kita bawa kamu ke kamar mandi”ucap Ustadzah Inah, “Tapi Us, saya nggak mencuri kaca mata itu”jawab Fatimah dengan bergetar. Itulah salah satu kata Ustadzah Inah yang masih sangat melekat di fikiran dan hati Fatimah. Akhirnya hukuman itu pun tak bisa dielak oleh Fatimah dan Fatimah pun segera berlari kembali ke dalam kelasnya, namun saat Fatimah hendak masuk ke dalam kelasnya, Ia melihat Ustadz Reza yang sedang memberi pelajaran tambahan kepada murid didiknya. Saat itu juga Fatimah tak jadi masuk ke dalam kelas, namun saat itu juga Ustadz Reza pun memanggil Fatimah, dan tinggalah Fatimah dan Ustadz Reza di dalam kelas.”Fat, kamu benar mencuri kaca mata itu?”Tanya Ustadz Reza  tanpa basa-basi kepada Fatimah .”Ndak Tadz. Saya sama sekali nggak mencurinya.”jawab Fatimah sambil terisak. Saat itu lah kedekatan Ustadz Reza dan Fatimah mulai akur kembali, di benak Fatimah Ia ingin menjadi Adik Ustadz Reza. Ia ingin sekali mempunya seorang Kakak, dan setelah ada Ustadz Reza , Fatimah pun ingin Ustadz Reza menjadi Kakaknya.
Hingga akhirnya berita Fatimah yang dituduh mencuri kaca mata Syifa pun sampai juga ketelinga Orang tua Fatimah, dan ketika Ayah Fatimah menjemput Fatimah, Ia sedang disidang kembali oleh Ustadzahnya. Sontak saat itu juga Ayah Fatimah marah kepada Ustadz dan Ustadzah Fatimah ketika melihat Fatimah berlinangan air mata.
Entah bagaimana lagi , tiba-tiba saja masalah itu kelar dengan sendirinya walaupun terkadang Fatimah masih sering dibuli, namun tetap Fatimah sama sekali tak pernah punya teman dan Ia seperti di asingkan oleh teman-temannya maupun Ustadz dan Ustadzahnya.
        Saat hampir perpisahan kelas 6 SD, saat itu Fatimah sedang berada di dalam kelasnya tanpa ditemani seorang pun. Ia sedang asyik menulis puisi di bukunya. Tiba tiba saja……  Ustdz Reza masuk dan sudah berada di depan Fatimah tanpa disadari oleh Fatimah, Ustadz Reza pun memberikan kardus yang berisi snack untuk camilan Fatimah, tetapi Fatimah pun tak langsung memakannya, walaupun perutnya sudah sangat keroncongan. “Fat saya mau meminta sesuatu boleh ?”pinta Ustadz Reza sambil mendekati tubuh Fatimah.”Iya Tadz, apa?”Tanya Fatimah sambil sedikit malu-malu. “ Kamu mau gak jadi Adik buat saya?”Tanya Ustadz Reza sambil menatap tajam mata Fatimah, entah apa yang difikirkan Fatimah pada saat itu, karena Ia pun juga tak tahu apa yang sedang Ia fikirkan. Yang jelas Fatimah pun tak menyangka akan perkataan Ustadz Reza dan Ia merasa senang karena permintaan Ustadz Reza. “Iya tadz, mau”jawab Fatimah sambil menganggukkan kepalanya. “Tapi jika kamu bilang ke orang lain anggap saja kita tak pernah bertemu dan jangan berharap lagi kita akan dapat bertemu kembali.Janji?”ucapnya lagi sambil mengangkat kelingkingnya. “Iya janji Tadz”jawab ku sambil mengangkat juga jari kelingking ku. “Lho.. kok manggilnya masih Tadz?”Tanya nya lagi sambil mengelus kepala ku. Aku pun hanya tersenyum. Saat setelah perbincangan itu usai, Ustadz Reza pun memeluk Fatimah dengan erat, sampai-sampai Fatimah pun hampir tak dapat bernafas.
      Hari-hari berlalu, bulan demi bulan pun jua berlalu. Hubungan Fatimah dengan Ustadz Reza semakin tak karuan. Kini Ustadz Reza pun pergi meninggal Fatimah, satu katanya yang pernah tidak dapat dilupakan oleh Fatimah, saat Ustadz Reza berkata”jangan panggil aku dengan sebutan kakak lagi , karena aku bukan kakak mu!"saat itu Fatimah tak lagi menghubungi Ustadz Reza.Dalam benak Fatimah, Ia tak pernah merasa menyesal karena bertemu dengan Ustadz Reza, malah justru,, perasaan sayangnya terhadap Ustadz Reza belum sempurna hilang.
        Karena sekolah Fatimah bernama SMP SYIFA, Fatimah pun mengingat akan hal itu semua, terkadang Fatimah pun merasa sangat sedih. “Hey !”ucar Zainab sambil menepuk pundak Fatimah dengan tiba-tiba. Fatimah pun merasa terkejut,”Kamu kenapa sih, selalu memandang tulisan SMP kita dan selalu saja menesteskan air mata?”Tanya Zainab heran.”Taka da apa-apa Nab”jawab Fatimah sambil menghapus air matanya yang tak Ia sadari jatuh di pipinya.
        Saat Fatimah dan Zainab melewati papan mading, mereka tak sengaja membaca pengumuman bahwa ada acara perkemahan di Puncak, setelah membaca pengumuman itu Fatimah dan Zainab sangat bergembira dan mereka berlari mencari Zahro. Setelah mereka menemukan Zahro mereka menceritakan apa yang mereka baca tadi di papan mading. “Zah, tadi kita habis baca pengumuman di mading lho…”ucap Zainab semangat.”Apa itu?”Tanya Zahra penasaran.”Sekolah kita akan mengadakan kemah di daerah Puncak”jawab Fatimah sambil tersenyum.”Waw,,,keren…! Kita nanti berkemah bersama ya,,”jawab Zahra sambil melompat kegirangan.”Kapan ?”Tanya Zahra lagi.”Besok,jadi malam ini kita harus bersiap-siap, dan jangan sampai ada barang kita yang tertinggal”jawab Zainab sambil meneguk es Zahro”Oke deh…”jawab Zahro tersenyum.
       Malam harinya Fatimah pun sibuk mempersiapkan barang-barangnya yang akan dibawa, namun tiba-tiba saja Bibi Imah datang menghampiri Fatimah.”Non, ini obatnya jangan lupa dibawa dan diminum ya Non!”ucap Bibi Imah mengingatkan kepada Fatimah sambil memberikan obat kepada Fatimah. Langsung saja Fatimah pun memasukkan obatnya ke dalam tasnya. Dan setelah Fatimah usai berbenah, Ia pun segera tertidur dan masuk ke alam mimpinya.
     Keesokan harinya, Fatimah pun segera sarapan dan berpamitan kepada Bibi Imah,”Bi, Fatimah berangkat dulu ya, Do’akan Fatimah supaya Fatimah baik-baik saja dan dapat bertemu kembali dengan Bibi. Assalamu’alaikum”ujar Fatimah sambil mencium tangan Bibi Imah.”Aduh Non, kok bilangnya seperti itu, seperti mau pergi jauh saja Non.Hati-hati ya Non, Wa’alaikumsalam”jawab Bibi Imah sambil menahan tangisnya, seperti benar-benar akan ditinggal Fatimah saja. Fatimah pun hanya tersenyum dan Ia segera naik ke dalam mobil. Sesampainya Fatimah di depan gerbang sekolah, Ia pun juga berpamitan kepada Pak Anto seperti yang disampaikan Fatimah kepada Bibi Imah.
       Saat Fatimah keluar dari mobil, Ia segera ditarik oleh kedua sahabatnya , yaitu Zainab dan Zahro.Mereka segera menaiki Bus Pariwisata. Kini setelah semua anak sudah menaiki Bus, Bus Pariwisata pun segera beranjak pergi meninggalkan halaman sekolahnya. Selama di perjalanan air mata Fatimah pun jatuh dengan sendirinya. Dan Ia pun semakin menguatkan genggaman tangannya, seakan Ia ketakutan.
       Setelah berada di tempat tujuan hawa dingin pun menusuk tulang Fatimah,Zainab,dan Zahro. Akhirnya mereka pun segera membuat tenda mereka, dan mereka pun segera beristirahat. Tetapi sebelum Fatimah beristirahat, Ia pun meminum obatnya. Tanpa sepengetahuan Fatimah , Zahro dan Zainab pun melihat Fatimah yang sedang meminum obatnya.”Fat, kamu sakit ya?”Tanya Zainab ketika melihat Fatimah membereskan obatnya.”Ah….”jawab Fatimah gugup.”Fat, cerita saja lah pada kita. Kita kan juga sahabat kamu”pinta Zahro sambil mendekati tubuh Fatimah.”Emb… Aku,, aku sakit…. Sakit… kan.... kanker otak Nab, Zah”jawab Fatimah sambil terbata-bata. Seketika itu pun Zainab dan Zahro membelalakkan matanya dan berteriak "Apa!!" teriak mereka berdua sambil meneteskan air matanya."Kenapa kamu tak memberitahukan kepada kita dari dulu?" tanya Zahro dengan suara yang bergetar."Aku ......" jawaban Fatimah pun terputus, Ia tak tahan lagi untuk menahan air matanya. Melihat Fatimah menangis tersedu-sedu akhirnya Zainab dan Zahro pun memeluk tubuh Fatimah dengan erat,dan kini mereka bertiga pun menangis bersama.
Saat mereka masih berpelukan, tiba-tiba saja mereka mendengar suara Bapak Guru mereka"Ayo anak-anak! Sekarang berkumpul, bukan saatnya santai-santai!"ucap Bapak Guru Fatimah yang bernama Pak Han dengan suara yang lantang dan keras.Dalam sekejap mereka pun segera mengusap air matanya dan bergegas memakai sepatu mereka dan berkumpul di tempat Pak Han."Apakah semua sudah berkumpul?"tanya Pak Han memastikan"Sudah Pak!"jawab semua siswa dan siswi SMP ASYIFA dengan lantang dan serempak."Kini kita akan belajar untuk menguji nyali kita"ucap Pk.Han dengan sangat serius.Dalam sekejap ketakutan menghapiri, jantung berdetak dengan kencang dan keringat dingin pun mulai bercucuran.
        Saat malam tiba Pak Han pun mengumpulkan semua siswa dan siswi SMP ASYIFA."Anaka-anak, sekarang Bapak akan membagi kelompok"ucap Pak Han sambil memandangi wajah-wajah muridnya."Zahro,Fatimah,dan Zainab berkumpul menjadi satu kelompok. Dan kalian di tempatkan di atas bukit"lanjut Pak Han sambil menunjuk bukit. Setelah mendengar aba-aba dari Pak Han, Zahro, Fatimah, dan Zainab pun segera mengikuti langkah Pak Anto untuk naik ke atas bukit.
            Sesampainya mereka di atas bukit, Pak Anto pun meninggalkan mereka dan bergegas kembali turun."Masya Allah.....dinginnya!"ucap Zainab sambil menggosok-nggosokkan kedua tangannya."Ini  jaket Nab, pakai lah"ujar Fatimah sambil memberikan jaket nya kepada Zainab."Tidak usah, kamu pakai saja Fat" jawab Zainab sambil tersenyum." Eh...ini bukannya malam jum'at ya?"tanya Zahro tiba-tiba"Iya.. betul ini malam jum'at!"jawab Zainab sambil menatap Fatimah."Ya sudah kalau begitu nanti pertengahan malam kita sholat tahajud dan membaca Al-Qur'an saja!"usul Fatimah.Mendengar usulan Fatimah, Zahro dan Zainab pun hanya menganggukkan kepala saja pertanda setuju.
               Jam tangan Zainab menunjukkan jam 12 malam, semakin larut malam Zainab pun merasa ketakutan. Apalagi malam semakin sunyi dan suara binatang membuas menambah ketakutan Zainab."Nab, sholat saja Yuk!"ajak Fatimah sambil berusaha membangunkan Zahro dari alam mimpinya."Setuju, ayo!"jawab Zainab, sambil bergegas mencari air wudhu di mata air."Zah, ayo bangun!"ucap Fatimah sambil mengguncang-ngguncangkan tubuh Zahro."Iya Fat"jawab Zahro malas, sambil berdiri dari tempat tidurnya. Dan Zahro pun mengikuti Zainab mengambil air wudhu, sementara Fatimah pun menyiapkan mukena. Selesainya Zahro dan Zainab berwudhu, mereka pun segera menunaikan sholat tahajud berjama'ah, dan Fatimah pun menunjuk Zahro untuk menjadi imam.
          Saat sholat tahajud telah usai, mereka segera mengambil mushaf meraka masing-masing dan memulai membaca Al-Qur'an, namun tak menunggu lama tiba-tiba saja Fatimah mencium Al-Qur'annya dan bersujud. Zahro dan Zainab segera menghentikan mengaji, dan memandangi Fatimah."Zah, udah 10 menit Fatimah tak juga bangun dari sujudnya"ujar Zainab khawatir, mendengan perkataan Zainab, Zahro pun memberanikan diri untuk membangunkan tubuh Fatimah"Innalillahiwainnailaihiroji'un!!" ucap Zahro kettika melihat tubuh Fatimah pucat,mulunya pun tersenyum, dan suhu tubuhnya dingin, Sontak saat itu Zainab segera berlari ke bawah bukit untuk memangil Bapak dan juga Ibu guru mereka."Bu....Fatimah Bu!" teriak Zainab sambil menunjuk ke arah bukit. Mendengar ucapan dari Zainab Ibu guru Zainab pun segera berlari menuju bukit, dan Beliau pun terlihat sangat syok dan panik ketika melihati tubuh Fatimah kaku dan pucat. Melihat itu, Bapak guru pun segera menelephon  kedua orang tua Fatimah,sedangkan Ibu guru pun menanyakan kejadian yang sebenarnya kepada Zahro dan Zainab. Dan kini mereka semua mengerti ucapan Fatimah saat mengucapkan "Ini akan menjadi kenangan terakhir untuk kita"
       Air mata dari teman-teman dan juga Guru-guru Fatimah pun bercucuran air mata terlebih lagi orang tua,bibi,dan Pak sopir Fatimah. Tak ketinggalan langit pun juga menangis saat menyaksikan pemakaman Fatimah."Selamat jalan sobat, semoga kamu berada di syurga" ujar Zainab dan Zahro bersamaan sambil terisak.

Senin, 24 Maret 2014

Tak Ingin Kehilangan

Dari diam aku belajar kepekaan
Dari ceroboh aku belajar berhati-hati
Dari pertengkaran aku belajar kedamaian
Dan dari kebisingan aku belajar katenangan

Mungkin alam adalah guru
Guru terbaik bagi ku
Alam memberikan kehidupan yang asri
Dan alam memberikan pelajaran arti penjagaan ,. .

Penjagaan yang indah
Agar semua yang ada tak lagi pergi
Penjagaaan yang berarti . . .
Agar aku dapat selalu memilikinya . . .

Memiliki seseorang yang ku sayang . .
Yang dapat mengajari ku arti kehidupan
Bukan hanya sekedar arti . .
Namun Ia dapat menanamkan arti yang sesungguhnya dalam hidup ku . .

Karena ituTuhan . . .
Jangan jauhkan dia dari ku . .
Tetaplah Ia berada di sisi ku
Hingga akhirnya ,, ajal menjemput kita berdua . . .

Bunda

Bunda

Beribu daun berguguran . .
Terlihat sudah bunga melayu . .
Kelopaknya kini mulai menguning . . .
Dan batangnya yang kekar kini terlihat tumbang . .

Bunda . . .
Terlihat jelas di mata ku ,,
Raut wajah mu yang tampak keriput . .
Tubuh mu yang dahulu kekar ,,
Kini juga terlihat lemah . . .

Oh Bunda . . .
Andai aku selalu dapat mengelap peluh mu ,,
Yang sedari dulu . .
Kau yang selalu ada untuk diri ku . . .

Wahai Bunda . . .
Tak hanya ku senang ,,
Kau selalu ada untuk ku di kala sedih jua
Sungguh . .beribu-ribu banyak jasa mu untuk ku . . .

Ketulusan mu merawat ku selama ini . .
Hampir aku tak pernah menghargainya . .
Aku selalu melawan nasihat-nasihat dari mu . . .
Dan terkadang aku juga mengacuhkan mu . . . . . . 

Kini aku sadar . .
Setelah kau meninggalkan ku , ,
Tak ada lagi yang dapat membimbing ku . . .
Dan tak ada lagi kasih sayang yang sehangat dahulu . . .

Bunda ku . .
Aku rindu akan bimbingan mu selama ini . . .
Tak ada lagi yang dapat mengarahkan hidup ku ,,
Dan tak ada lagi yang dapat memberi kasih sayang yang begitu hangat .. .

Bunda . . . .
Tanpa mu aku bukanlah siapa-siapa . .
Dan tanpa do'a mu ,tak akan ku raih sukses ,,
Terimakasih Bunda . . . .
Atas semua jasa-jasa mu . . .

Kini. . .
Hanya selamat tinggal yang dapat ku ucapkan. . .
Semoga kau bahagia bersama Illahi. . . .
Dan semoga ku dapat melihatmu lagi Bunda, . . . .

Ayah

Ayah

Saat ku melihat mentari terbenam . . .
Saat itu juga melihat bayangan mu . . .
Kau yang selalu menemani hari-hari ku . .
Di kala ku sedih ,  kau selalu hadir menemani ku

Aku rindu akan kehangatan mu. .
Tangan mu yang selalu menghapus air mata ku , ,
Kini tak pernah aku rasakan lagi . . .

Suara debur ombak yang keras ,,
Membua ku semakin tersiksa . .
Karang yang mulai mengikis ,,
Membuat aku semakin merasa sendiri . . 

Wahai Ayah . . .
Dengarlah jeritan ku di sini ,,
Jeritan yang selalu memanggil nama mu. . 
Jeritan yang menandakan aku ,,
Sangat merindukan mu . . .

Oh Ayah . . .
Kembalilah di sini
Kembalilah untuk menemani hari ku . . .
Aku berjanji . . .
Tak akan lagi aku mengecewakan dirimu.... 

Senin, 20 Januari 2014

Indischool di SMP Ta'mirul Islam Surakarta


Sebelumnya saya berterimakasih kepada PT.Telkom Indonesia yang sudha memasang jaringan wifi Indischool di sekolah – sekolah seluruh Indonesia. Saya berharap Kepada PT. Telkom Indonesia agar dapat semakin memperluas jaringanya sehingga terdapat di pelosok – pelosok desa.


Jaringan wifi Indischool ini sangat baik bagi pelajar – pelajar Indonesia, terutama bagi sekolah saya karena mereka bisa menyalurkan bakat – bakat mereka dan juga bermanfaat untuk mencari informasi penting mengenai pelajaran sekolah.

Hanya dengan Rp. 1000 pelajar bisa membuka blogging, twitter, facebook dan lain sebagainya. Oleh karenanya pada saat pertengahan tahun 2013 seluruh siswa – siswi di SMP Ta’Mirul Islam sangat berpartisipasi dan berantusias menyambut pemasangan wifi di sekolah kami.

Karena itu mari kita manfaatkan jaringan wifi Indischool yang sudah difasilitaskan di sekolah kita dan jangan menyianyiakannya untuk browsing dengan kecepatan sekitar 512 kbps – 1mbps dengan harga Rp. 1000, -



Rabu, 15 Januari 2014

SMP TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA


SMP TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA

Sekolah yang didirkan pada tanggal 1 Mei tahuun 1979 oleh Yayasan Ta’Mirul Islam Maskid tegal Sari Surakarta. Sampai saat ini masih eksis dan bertambah maju. Tahun 1985 SMP Ta’mirul Islam sudah di akreditasi dan mendapatkan pengakuan. Setelah 5 tahun, status disamakan sampai pada tahun 2006. Tahun 2009 SMP Ta’Mirul islam diakreditasi lagi mendapat status B dan pada tahun 2011 diakreditasi menjadi status A sampai sekarang. Sebelum berdirinya SMP Ta’Mirul Islam, yayasan Ta’mirul mempunyai motto “menjadikan murid – muridnya menjadi anak yang sholeh dan sholihah, menjadi lebih pandai, dan berbudi pekerti yang luhur” sungguh mulia bukan motto SMP Ta’mirul Islam.

Outbond SMP Ta'Mirul mendidik motivasi dan kedisiplinan



Pada dasarnya keberhasilan seorang siswa tak luput dari kerja keras seorang guru. Mereka dengan susah payah mentransferkan ilmu ilmu mereka kepada murid – muidnya tanpa mengenal lelah, sampai siswa – siswinya menjadi pandai. Jika dilihat kembali pada mottonya, di SMP Ta’mirul Islam memperbanyak dan lebih mementingkan pelajaran agama, sedangkan pelaran umum sudah berjalan sesuai dengan kurikulum. Di SMP ta’Mirul Islam ini semua guru tidak hanya bisa mengajar melainkan mereka juga bisa mendidik siswanya. Mengajar disini dapat diartikan sebagai guru mentransfer ilmu – ilmu yang baik dan bermanfaat bagi murid – muridnya. Sedangkan mendidik disini dapat diartikan para guru membangun karakter yang bernilai spiritual bagi murid – muridnya.

kegiatan semaan membaca Al-quran

Kini dari tahun ketahun SMP Ta’Mirul Islam sudah bergabung dengan SD Ta’Mirul Islam dan menjadi satu Yayasan yang sama. Teknologi semakin canggih saja, kini SMP berkembang mengikuti zaman. Tentunya tak akan pernah lupt dari pendidikan agama. Meskipun sudah modern tetap pada prinsip awal, yaitu membangun murid didiknya berakhlaku karimah.


SMP Ta'mirul saat mengikuti Lomba Menulis Jawa dengan Program Nulisa

Selain Keagamaan juga digiatkan kemampuan teknologi



SMP Ta’mirul sudah semakin banyak murid dan pihak sekolah menambah beberapa ruang. Yang tujuanya adalah untuk menambah wawasan para muridnya. Karena sekarang terdapat ruang khurus untuk lab bahasa yang dilengkapi fasilitas yang layak terdapat AC. Selain Lab Bahasa juga terdapat Lab IPA didalamnya terdapat alat – alat yang canggih untuk bahan praktikumnya. Selain itu masih terdapat banyak lagi fasilitas – fasilitas lainya yang terdapat di SMP Ta’mirul Islam. Sunggu sekolah yang mengasyikan ......